Kerja sama meliputi pengelolaan bandara potensial di Tanah Air hingga bandara internasional di luar negeri seperti Jeddah dan Kuwait
Incheon, Cyberthreat.id - PT Angkasa Pura I (Persero) menggandeng Incheon Internasional Airport Corporation (IIAC), Korea Selatan, untuk mengelola bandara di dalam maupun luar negeri. Kerja sama ini akan dikembangkan ke sektor lain yang menguntungkan kedua pihak.
Kerja sama ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi dengan Presiden CEO IIAC Koo Bon Hwan, di Incheon, Korea Selatan, Rabu (14 Agustus 2019).
Faik Fahmi mengatakan MoU ini semakin meningkatkan kepercayaan diri dan optimisme Angkasa Pura I dalam bersaing mendapatkan kontrak kerja sama pengelolaan bandara baik di dalam negeri maupun luar negeri.
"Kami gembira dapat melakukan kerja sama dengan salah satu perusahaan pengelola bandara terbaik di dunia," kata Faik Fahmi.
Saat ini Angkasa Pura I sedang dalam proses mengelola bandara di bawah naungan Kementerian Perhubungan RI seperti Bandara APT Pranoto Samarinda, Bandara Sentani Jayapura, Bandara Juwata Tarakan, serta Bandara Syukuran Aminuddin Amir Luwuk.
Angkasa Pura I juga tengah mengikuti tender untuk mendapatkan kontrak kerja sama pengelolaan Bandara Komodo Labuan Bajo dan Bandara Hang Nadim Batam.
"Kerja sama ini pada tahap awal fokus pada upaya untuk menangkap peluang kerja sama pengembangan dan pengelolaan Bandara Hang Nadim Batam yang saat ini sedang dilakukan proses seleksi KPBU oleh BP Batam."
"Angkasa Pura I akan membentuk konsorsium dalam rangka partisipasi seleksi Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Bandara Hang Nadim," ujarnya.
MoU antara kedua pihak juga mencakup rencana pengelolaan bandara internasional di luar negeri seperti Bandara King Abdul Aziz di Jeddah, Bandara di Kuwait, serta bandara regional lainnya yang memungkinkan.
Faik Fahmi optimistis karena melalui kesepakatan ini Angkasa Pura I bakal memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapatkan kontrak kerja sama pengelolaan bandara potensial lainnya, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
"Hal ini tentunya akan semakin memperkuat portofolio Angkasa Pura I sebagai perusahaan pengelola bandara kelas dunia," ujarnya.
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.