Revolusi industri 4.0 akan menciptakan tambahan 10 juta tenaga kerja baru pada 2030.
Jakarta, Cybersecurity - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian Ngakan Timur Antara memperkirakan revolusi industri 4.0 akan menciptakan tambahan 10 juta tenaga kerja baru pada 2030.
"Berdasarkan studi yang ada, bukan pengurangan, justru penambahan. Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5 persen, maka akan terjadi penyerapan tenaga kerja baru sekitar 20 juta. Namun, dengan asumsi pertumbuhan yang sama ditambah penerapan industri 4.0, maka akan bertambah menjadi 30 juta," kata Ngakan di Jakarta, Selasa (13 Agustus 2019) seperti dikutip dari Antaranews.com
Menurut Ngakan, industri 4.0 akan menciptakan beragam lapangan pekerjaan baru di berbagai bidang, di antaranya bidang penelitian dan pengembangan, branding, sistem logistik, perbengkelan robot, hingga pengembang aplikasi yang dibutuhkan industri.
"Orang akan banyak membuat aplikasi, itu diterapkan di industri yang menekankan konektivitas, dari mesin satu ke mesin lainnya, dari industri ke distributor, banyak sekali aplikasi yang bisa dibuat. Dan, inilah yang menjadi kantong-kantong tenaga kerja baru," ujar dia seperti dikutip dari Antaranews.com.
Lapangan pekerjaan bidang baru tersebut, lanjut Ngakan, akan dapat terisi apabila bonus demografi yang akan dialami Indonesia pada 2030 dipersiapkan dengan baik, yakni dengan memberikan pelatihan-pelatihan yang sesuai dengan peradaban masa kini.
"Memang tidak mudah untuk membuat mereka memahami coding, pemrogaman, mengolah data untuk menciptakan satu dokumen, tapi harus dilakukan," ujar Ngakan.
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.