Diluncurkan pada April 2017, BeliMobilGue memungkinkan konsumen untuk menjual mobil mereka ke jaringan mitra pembeli yang terdiri dari 1.000 lebih rekanan
Jakarta, Cyberthreat.id - Situs penjualan mobil bekas BeliMobilGue.co.id baru saja menerima komitmen investasi sekitar US$ 30 (setara Rp420 miliar) dari Frontier Car Group yang berbasis di Jerman. Perusahaan itu pun merekrut eks Direktur OVO Johnny Widodo sebagai CEO baru.
Johnny menggantikan Rolf Monteiro yang sebelumnya duduk sebagai CEO BeliMobilGue.co.id. Sebelumnya, Johnny adalah Direktur Penjualan dan Kemitraan OVO, platform pembayaran digital di bawah naungan Lippo Grup.
“Kami akan terus bekerja sama dengan dealer, pelanggan dan mitra bisnis untuk memenuhi kebutuhan mereka dengan lebih baik, menanamkan pengetahuan lokal, hubungan dan keahlian dengan sumber daya dan modal global,” kata CEO BeliMobilGue.co.id Johnny seperti dilansir TechinAsia, Selasa, 13 Agustus 2019.
Saat masih di OVO, Johnny bertanggung jawab mendorong pertumbuhan bisnis dan membangun eksistensi perusahaan melalui bidang penjualan dan operasional.
Dari usahanya, Johnny berhasil menjalin kemitraan dengan 409 mal di lebih dari 300 kota yang tersebar di Indonesia dan memantapkan posisi perusahaan sebagai salah satu pemimpin dalam layanan keuangan digital di Indonesia.
BeliMobilGue.co.id sebelumnya juga mendapat pendanaan seri A sebesar US$ 10 juta atau sekitar Rp140 miliar dari Frontier Car Group. Perusahaan itu juga mendapat pendanaan seri Pra-A US$ 3,7 juta yang dipimpin oleh perusahaan modal ventura independen Indonesia, Intudo Ventures
Diluncurkan pada April 2017, BeliMobilGue memungkinkan konsumen untuk menjual mobil mereka ke jaringan mitra pembeli yang terdiri dari 1.000 lebih rekanan.
Frontier Car Group selaku induk usaha BeliMobilGue didukung oleh Naspers/OLX, Balderton Capital, TPG Growth, Partech Ventures, dan salah satu pendiri Gojek, Michaelangelo Moran.
Itu sebabnya, BeliMobilGue juga bermitra dengan OLX sehingga langsung terhubung dengan penjual mobil pribadi dan pembeli mobil. []
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.