Masyarakat bisa menikmati cashback yang ditawarkan LinkAja sebesar 17 persen mulai dari belanja online, belanja di merchant dan beli pulsa/paket
Jakarta, Cyberthreat.id - LinkAja menggelar Festival Merdeka merayakan hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-74 tahun. Festival Merdeka dimulai 1 Agustus 2019 menawarkan berbagai promo menarik yang bertujuan menarik animo para pengguna LinkAja dan masyarakat.
"Agar kita semakin terbiasa bertransaksi secara elektronik di dalam kebutuhan sehari-hari, sehingga target membantu meningkatkan inklusi keuangan perlahan akan tercapai," kata Direktur Pemasaran LinkAja, Edward Kilian Suwignyo dalam keterangan pers, Kamis (1 Agustus 2019).
Ada berbagai macam promo yang ditawarkan.. Misalnya extra cashback 17 persen dengan nilai maksimal Rp. 17 ribu untuk pembelanjaan di berbagai merchant LinkAja seperti Bakmi GM, Cinemaxx, Es Teler 77, Gramedia, HokBen, Holland Bakery, KFC, Maxx Coffee, Sarinah, Solaria, Sour Sally dan Sushi Tei.
"Pengguna dapat menikmati cashback ini 1x di setiap merchant setiap minggu selama masa promosi," ujarnya.
Kemudian Promo extra cashback 17 persen dengan nilai maksimal Rp 17 ribu juga berlaku di merchant online Bukalapak yang diberikan 1x untuk setiap pengguna per minggu.
Pengguna LinkAja dapat menikmati tambahan cashback ini di atas promo cashback regular LinkAja 10 persen dengan nilai maksimal Rp 10 ribu dan diberikan 1x untuk setiap pengguna dengan transaksi minimal Rp. 50 ribu selama masa promosi dalam kuota terbatas.
Terakhir adalah promosi diskon hingga 17 persen untuk berbagai produk pulsa dan paket internet dari Telkomsel, Indosat dan XL.
"Masyarakat diharapkan dapat memperoleh akses keuangan secara lebih mudah melalui beragam layanan untuk kebutuhan esensial yang ditawarkan LinkAja."
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.