Ke depan, semua data baik yang bersifat pribadi maupun data industri bakal disimpan di cloud.
Jakarta, Cyberthreat.id – Bisnis teknologi cloud diprediksi bakal memberikan keuntungan besar. Pasalnya, ke depan semua data baik yang bersifat pribadi maupundata industri bakal disimpan di cloud.
President Director Lintasarta Arya Damar mengatakan, tren penggunaan cloud tidak terlepas dari keberadaan infrastruktur pusat data (data center). Ke depan, penggunaan cloud akan semakin masif seiring dengan perkembangan teknologi yang terus dinamis.
“Mungkin saat ini, orang masih menggunakan handphone dengan memori besar. Ke depan, itu tidak perlu lagi. Semua data, seperti foto dan lain-lain bisa disimpan di cloud. Jadi, tidak perlu lagi memiliki handphone yang memiliki memori besar. Kami melihat tren itu ke sana,” kata Arya di Jakarta, Rabu (10 Juli 2019).
Menurut Arya, penggunaan cloud tidak hanya oleh industri, tetapi pada akhirnya semua orang akan menggunakan cloud. Dia sangat optimis bisnis data center akan memiliki permintaan yang besar.
Soal persaingan dengan perusahaan cloud asing, yang kini mulai masuk pasar Indonesia, seperti AWS Cloud atau Alibaba Cloud, menurut dia, tidak perlu dikhawatirkan.
“Mereka terbiasa dengan pelanggan ritel. Kita harus siap di B2B (Business to Business). Kalau masalah solusi teknologi sama aja. Saya yakin perusahaan lokal bisa menanglah. Kan kita lebih tahu lokalnya. Kalau soal harga, memang mereka murah, tetapi ujung-ujungnya masaalah trust. Pasti orang Indonesia lebih percaya kepada cloud kita,” tutur Arya.
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.