Dash Text ialah layanan populer asal Venezuela yang memungkinkan seseorang mengirim mata uang kripto melalui teks SMS.
Jakarta, Cyberthreat.id – Dash Text, layanan populer asal Venezuela yang memungkinkan seseorang mengirim mata uang kripto melalui teks SMS, sekarang sedang menguji coba aplikasi WhatsApp yang diintegrasikan dengan Telegram.
Aplikasi integrasi Telegram dan WhatsApp yang diuji coba Dash Text itu memang masih dalam versi beta.
Telegram merupakan platform perpesanan terpopuler kedua di Venezuela setelah WhatsApp. Mereka sekarang menerima aplikasi beta integrasi Telegram-WhatsApp, tapi partisipannya masih terbatas karena aplikasi hanya baru tersedia dalam bahasa Spanyol.
Lorenzo Rey dari Dash Text, dalam laporan Dash News yang dikutip Antaranews.com, Kamis (7/3/2019), mengakui bahwa banyak individu, terutama di luar Venezuela yang menggunakan platform alternatif.
Integrasi Telegram-WhatsApp lebih memungkinkan pelanggannya untuk mengirimkan uang satu sama lain bahkan jika memori ponsel mereka tidak didukung dompet seluler simple payment verification (SPV).
“Permintaan utama adalah pengiriman uang ke Venezuela, itu sebabnya kami berpikir untuk mengintegrasikan aplikasi chatting populer,” kata Rey.
Tahun lalu, Venezuela menjadi berita internasional karena hiperinflasi ekstremnya dan sekarang membuat berita lagi untuk menutup perbatasannya dengan Brasil dan mungkin melakukan hal yang sama dengan Kolombia.
Tim Dash Text telah mengakui bagaimana Dash dapat membantu individu keluar dari kondisi ekonomi dan politik yang buruk dan masih bekerja di tengah kekacauan untuk memberikan produk dan layanan yang membantu individu mencapai kebebasan finansial dan moneter.
Proposisi nilai Dash Text telah divalidasi oleh perusahaan lain di sektor yang sama, seperti CoinText, yang memungkinkan individu di beberapa negara mengirim Dash atau Bitcoin Cash melalui teks SMS dengan biaya mendekati nol.
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.